Rencana perusahaan dan rencana bisnis menggabungkan strategi perusahaan jangka panjang yang mencakup strategi diversifikasi dan akuisisi, sistem dan pendanaan. Lalu ada rencana pemasaran yang harus membantu memenuhi tujuan perusahaan secara keseluruhan. Lalu ada rencana marketing secara online yang harus diintegrasikan dengan offline, rencana pemasaran tradisional dalam banyak hal.
Untuk membantu menyusun perencanaan dapat menggunakan alat bantu sederhana, yang disebut SOSTAC. SOSTAC® digunakan oleh ribuan profesional untuk menghasilkan semua jenis rencana - rencana perusahaan, rencana pemasaran, rencana marketing secara online, rencana iklan.
SOSTAC adalah singkatan: Situasi, Tujuan dan Strategi, Taktik, Tindakan dan Kontrol:
1. Situatuon (Analisis situasi) berarti 'di mana kita sekarang?' Berapa banyak pelanggan Anda yang online? Berapa banyak yang membeli atau dipengaruhi secara online? Bagaimana pertumbuhannya? Apa yang dilakukan pesaing? Apa dampak dari perantara baru? Apa yang berhasil untuk mereka? Apa yang tampaknya berfungsi online dan offline dan apa yang tampaknya tidak? Bagaimana Anda melakukan online? Apa yang berubah di dunia online?
2. Objective (Tujuan) berarti 'ke mana kita akan pergi, atau ke mana kita ingin berada?' Mengapa online? Apa manfaatnya, apa tujuan dari semua upaya ini? Ingat 5 Ss? Tujuan yang baik dikuantifikasi dan juga mengandung rentang waktu yang ketat.
3. Strategy (Strategi) berarti 'bagaimana kita sampai di sana?' Strategi merangkum bagaimana memenuhi tujuan. Segmen mana? Proposisi apa? Apa tingkat integrasi antara alat, basis data dan e-CRM? Tahap mana situs web evolusi? Apa urutan alat elektronik, mis. Web terlebih dahulu, lalu WAP, kemudian TV interaktif?
4. Tactic (Taktik) adalah perincian strategi. Memecah e-tools taktis dan teknik menjadi lebih detail. Menyoroti, katakanlah, bagan Gantt, taktik mana yang terjadi ketika, misalnya serangkaian iklan banner atau serangkaian email opt-in, atau roll-out kios, atau mungkin serangkaian iklan iDTV. Taktik menjelaskan cara menerapkan strategi.
5. Action (Tindakan) adalah perincian taktik. Tindakan apa yang harus diambil untuk membuat iklan banner, kios, iklan TV interaktif, kampanye email opt-in? Masing-masing adalah proyek mini. Semuanya berubah menjadi pekerjaan! Boleh dibilang, ini adalah bagian terlemah dari proses perencanaan bagi sebagian besar perusahaan.
6. Control (Kontrol) pertanyaan apakah Anda tahu apakah Anda berhasil atau gagal - sebelum terlambat. Inilah sebabnya mengapa sistem kontrol mengukur dan memantau secara teratur kunci online yang dapat diukur - pengunjung, durasi, pertanyaan, langganan, penjualan, tingkat konversi, tingkat churn, tingkat loyalitas, dan banyak lagi.
Sostac Untuk Perusahaan Digital Marketing
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, SOSTAC® terdiri dari enam tahap, yaitu analisis situasi, tujuan, strategi, taktik, aksi, dan kontrol.
Tahap satu, analisis situasi (Situation Analysis). Tahap pertama mengaplikasikan kerangka kerja rencana digital marketing adalah menganalisis situasi. Situasi yang kita kaji harus merefleksikan gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap organisasi, baik internal dan eksternal. Dalam kajian situasi, kita melakukan pengecekan mengenai siapa diri kita, apa yang kita lakukan, dan bagaimana kita berinteraksi serta melakukan transaksi secara daring.
Tahapan ini mampu memberikan gambaran mengenai organisasi kita dan untuk mencapai hal ini, gunakan metode-metode berikut ini untuk mendapatkan hasil maksimal:
1. Siapa konsumen digital kita saat ini, bagaimana mereka melakukan interaksi dengan merek, platform apa yang digunakan, dan bagaimana demografinya.
2. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Apa saja kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi.
3. Analisis kompetitor. Siapa saja kompetitor kita? Bagaimana cara mereka berkompetisi? Apakah melalui harga, produk, nilai tambah, layanan pelanggan, reputasi? Apa saja diferensiasi kunci yang mereka miliki?
4. Lanskap kanal digital. Buat daftar semua kanal-kanal digital yang organisasi kita gunakan dan tingkat performa masing-masing kanal.
Tahap dua, tujuan (Objectives). Tahap kedua mengaplikasikan kerangka kerja rencana digital marketing adalah fokus terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai melalui strategi yang akan kita rumuskan. Setelah tahap pertama kita menganalisis situasi yang memberikan gambaran mengenai keadaan organisasi, kita mulai menentukan tujuan terukur dan realistis yang akan diraih melalui strategi digital marketing.
Dalam menentukan strategi, ingat 5 S dan pastikan mencapai setiap tujuan secara SMART. 5 S adalah singkatan dari Sell, Serve, Speak, Save, and Sizzle. Kemudian rumuskan masing-masing variabel tersebut secara SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant, dan Time-related). Contoh dari penerapan tahap dua adalah sebagai berikut:
Tujuan satu Awareness: Minimal 50 persen calon konsumen mengetahui produk dan solusi yang ditawarkan perusahaan per Juli 2016.
Tujuan dalam dua Engagement: Meningkatkan page view dan visit pada situs perusahaan selama periode Februari 2016 s.d. Juli 2016 sebanyak 50 persen.
Tahap tiga, strategi (Strategy). Strategi adalah cara perusahaan mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan dan diketahui bersama. Dalam menyusun strategi, segmen konsumen yang dituju dan dilayani harus tertera di dalam rencana.
Sebagai contoh: Sebuah Perusahaan X memiliki tujuan mencapai awareness merek perusahaan di benak para calon pelanggan sebesar 50 persen pada akhir bulan ketujuh, yaitu 31 Juli 2016. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan X akan menjalankan strategi yang berfokus pada kekuatan-kekuatan yang dimiliki, yaitu kualitas produk, variasi produk, struktur perusahaan, dan jaringan global (hal-hal yang sudah tertera di SWOT), sedangkan di saat yang sama tetap bersikap realistis dengan keadaan finansial perusahaan yang terbatas jika dibandingkan dengan para kompetitor.
Maka berdasar hal-hal tersebut, Perusahaan X melakukan strategi akuisisi. Selama Januari 2016 s.d. Juli 2016, perusahaan akan meningkatkan visibilitas merek di ranah digital melalui kanal-kanal tempat para calon pelanggan berada. Untuk mencapai hal ini, Perusahaan X memikirkan cara paling efektif untuk menjangkau pasar, apakah segmen konsumen kunci benar-benar berada pada kanal yang dipilih, di mana merek perusahaan dapat meningkatkan sorotan, dan apakah para kompetitor memahami dan memiliki kelebihan dalam mendayagunakan kanal-kanal digital yang juga digunakan Perusahaan X.
Tahap empat, taktik (Tactics). Taktik adalah turunan mendetail dari strategi. Taktik mencakup alat-alat spesifik yang digunakan untuk mencapai tujuan digital marketing. Untuk mencapai tujuan tersebut, gunakan 7P Marketing Mix yang berfokus pada atribut-atribut kunci yang perlu diperhatikan Perusahaan X untuk meraih tujuan. 7P Marketing Mix tersebut adalah Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Partnerships.
Kemudian, tentukan taktik-taktik yang merupakan turunan strategi Perusahaan X, yaitu strategi akuisisi. Contoh turunan strategi akuisisi tersebut antara lain taktik Search Engine Optimization (SEO) agar semua kata-kata kunci yang berhubungan dengan perusahaan muncul di halaman pertama situs penelusur. Contoh taktik kedua adalah kampanye Pay-Per Click (PPC) dengan meletakkan anggaran khusus untuk beriklan berbasis kata kunci yang diketikkan para calon pelanggan.
Tahap lima, aksi (Action). Tahap kelima mengaplikasikan kerangka kerja rencana digital marketing adalah membawa rencana menjadi kenyataan dalam bentuk aksi yang terukur. Dalam tahap aksi, SOSTAC® mencakup hal apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan taktik.
Sebagai contoh, untuk melaksanakan taktik SEO, perlu dipikirkan hal-hal berikut: Analisis kata kunci (apa saja kata kunci yang ingin ditarget?), On page optimization (optimalkan laman situs demi menjamin kemunculan di halaman terdepan situs penelusur), konten (identifikasi blogger-blogger terkait dan berpengaruh, forum dan situs untuk menciptakan konten pelanggan), dan membangun tautan (meletakkan tautan baik secara inbound maupun outbound dengan sekumpulan situs berotoritas tinggi). Ingat untuk menentukan jadwal dari semua tindakan tersebut.
Tahap enam, kontrol (Control). Tahap final mengaplikasikan kerangka kerja rencana digital marketing adalah memonitor dan mengukur performa berbasis tujuan yang ditetapkan pada tahap dua. Perhatikan taktik-taktik yang sudah ditetapkan dan lakukan kontrol saat melaksanakan semua taktik tersebut. Hal ini juga dapat disebut Key Performance Indicator (KPI).
Untuk menjamin pelaksanaan KPI sesuai dengan rel sekaligus tetap menuju tujuan, lakukan evaluasi mingguan atau bulanan. Ingat pula untuk selalu berkomunikasi dengan tim-tim terkait sehubungan dengan pelaksanaan SOSTAC.
2. RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
1. Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan, siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
2. Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
3. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4. Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5. Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
3. PRA (Participatory Rural Appresial )
PRA adalah metode yang memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisa masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata. kegiatan-kegiatan yang dilakukan PRA meliputi :
A. Pemetaan wilayah dan kegiatan yang berkaitan dengan topik penilaian keadaan
B. Analisis Keadaan
C. Pemilihan Alternative Pemecahan masalah yang paling layak atau diandalkan.
4. 5 C Analysis (Customers, Competitors, Company, Collaborators, Climate)
Metode analisis situasi 5C membantu mengamati lingkungan di sekitar organisasi lewat 5 area yang akan menentukan sebuah keputusan.
1. Customers. Hal yang dianalisis: segmen pasar, kebutuhan konsumen, permintaan konsumen, ukuran pasar, pertumbuhan pasar, trend konsumen, proses pembelian dll .
2. Competitors. Hal yang dianalisis: kekuatan kompetitor, kelemahan kompetitor, positioning kompetitor, share yang dimilik kompetitor di pasar.
3. Company. Hal yang dianalisis: Produk dan jasa yang dimiliki perusahaan, brand image perusahaan, tujuan perusahaan, budaya perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan
4.Collaborators. Hal yang dianalisis: Saluran distribusi, distributor, supplier dll.
5.Climate. Hal yang dianalisis: Situasi politik, situasi ekonommi , Situasi sosial budaya, faktor teknologi, situasi hukum dll
5C analysis ini tidak terbatas pada analisis yang berhubungan dengan bisnis semata-mata, namun juga bisa diaplikasikan dalam analisis yang berhubungan dengan project atau sebuah perencanaan progrm komunikasi. Diperlukan sedikit modifikasi untuk menjadikannya cocok untuk analisis di luar permasalahan bisnis.
5. SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results).
Stavros, Cooperrider, dan Kelly (2003) menawarkan konsep SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results) sebagai alternatif terhadap analisis SWOT.
SOAR adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta berbasiskan pada kekuatan (strength-based approach) terhadap perencanaan strategis. SOAR dapat membuat kita lebih memfokuskan diri kepada hal yang paling penting, yaitu masa depan karyawan dan organisasi.
Perencana strategis menuliskan pertanyaan yang bersifat menyelidiki guna menentukan arah (direction) dari proses perencanaan strategis serta menginformasikan isi dari perencanaan strategis tersebut berdasarkan kepada kekuatan dan peluang yang ada. Inilah yang disebut oleh Stavros, Cooperrider, dan Kelley dengan penyelidikan strategis (strategic inquiry) dengan tujuan yang bersifat apresiatif (appreciative intent).
SOAR dapat dimanfaatkan pada saat perusahaan melakukan hal-hal seperti pemindaian (scanning) terhadap lingkungan internal ataupun eksternal, evaluasi dan penciptaan kembali visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, formulasi strategi dan rencana strategis pada berbagai unit dan level organisasi, serta perencanaan dan implementasi perubahan.
Dalam analisis SOAR, anggota organisasi dapat belajar untuk mengidentifikasi inti positif (positive core) yang dimiliki oleh organisasi, memperoleh kejelasan (clarity) terhadap nilai, visi, misi, untuk kemudian diselaraskan dengan strategi, inisiatif, dan rencana aksi yang disusun.
Selain itu, merencanakan, mendesain, dan memfasilitasi keseluruhan perencanaan strategis, serta mengidentifikasi pengukuran yang mendorong kinerja.
6.Critical Success Factor (CSF)
Critical Success Factor (CSF) adalah beberapa area kunci dimana sesuatu hal harus dengan benar dilakukan agar bisnis dapat berkembang dan goal dari manajer tercapai. Maksud dari goal disini adalah tujuan (end). Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.Peranan CSF dalam perencanaan strategis adalah Sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses perencanaan strategis SI pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI.
Metode Critical Success Factors antara lain:
- Identifikasi misi perusahaan dan strategic goals-nya
- Untuk setiap strategic goal, dicari kandidat CSF dengan cara menerapkan pertanyaan: “Wilayah bisnis apa yang esensial untuk mencapai tujuan?”
- Evaluasi tiap kandidat CSF
- Identifikasi bagaimana CSF dimonitor dan diukur
- Komunikasikan CSF kepada setiap elemen penting perusahaan
- Keep monitoring and reevaluating CSF.
Analisis Matrix BCG adalah alat analisis bisnis yang digunakan untuk membantu perusahaan dalam mempertimbangkan peluang pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan produknya. Matrik BCG ini juga membantu perusahaan dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan sebagai alat analisis dalam pemasaran merek, manajemen produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio.
Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce Henderson pada tahun 1970-an. Bruce Henderson juga merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG) yaitu sebuah perusahaan konsultan manajemen global yang terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga perusahaan terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun 2014.
Matriks BCG terdiri dari matriks yang berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4 kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4 kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi klasifikasi bisnis unit yaitu Relative Market Share (pangsa pasar relatif) dan Market Growth Rate (tingkat pertumbuhan pasar). Kategori-kategori tersebut masing-masing diwakili oleh Bintang (Star), Sapi Perah (Cash Cows), Anjing (Dogs) dan Tanda Tanya (Question Marks).
Stars (Bintang) : Yang termasuk dalam kategori Stars atau Bintang adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar.Cash Cows (Sapi Perah) : Yang termasuk dalam kategori Cash Cows atau Sapi Perah adalah produk atau unit bisnis yang merupakan pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaannya.
Dogs (Anjing) : Dogs (Anjing) atau juga dikenal dengan istilah hewan peliharaan, yang termasuk pada kategori Dogs ini adalah produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan yang rendah.
Question Marks (Tanda Tanya) : Kategori Question Marks kadang-kadang disebut juga dengan problem children atau wildcats). Yang termasuk dalam kategori Question Marks ini adalah produk atau bisnis unit yang memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya masih sangat rendah.
8. Analisis PESTLE (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknlogi, Legal dan Environmental)
PESTLE adalah teknik yang sangat kuat untuk menganalisis lingkungan perusahaan, tetapi harus dapat terwakili hanya dengan satu komponen dari sebuah proses analisis strategi secara keseluruhan
Adapun manfaat dr analisis PESTLE adalah:
1. Menyediakan kerangka yang sederhana dan mudah digunakan untuk proses analisis.
2. Melibatkan keahlian dan kerja sama tim dalam proses analisis.
3. Membantu untuk mengurangi dampak dan efek dari potensi ancaman pada organisasi.
4. Membantu dan mendorong pengembangan dari pemikiran strategis dalam organisasi.
5. Menyediakan sebuah cara kerja yang memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang baru.
6. Memungkinkan untuk mengevaluasi impilkasi dari proses memasuki pasar baru dalam skala nasional dan internasional.
9.Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langusng oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analsisi sistem daoat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private” sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD
1. Tahapan Inisiasi (initiation)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) mulai pertama kali mengenal teknologi informasi.
2. Tahapan Ketualaran (contagion)
Yitu tahap dimana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
3. Tahapan Kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) sudah mulai selektif dalam penggunaan teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan pengguanaan teknologi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
4. Tahapan Matang (Mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya memeprtimbangkan keuntungan (benefit) yang akan didapatkan serta beberapa biaya (cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing.
Kelabihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi
Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri oleh pemakai
Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem
Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknologi yang digunakan dalam sistem.
2. Kekurangan
Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuki memiliki pemahaman mengenai teknologi indormasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem informasi.
End user computing memiliki resiko dapat mengganggu bahkan merusak sistem informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem
End user computing pasting akan berhadapan dengan masalah kemampuan teknis pemakai sekaligus pengembangan sistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar