Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi Jadi pada dasarnya kampanye merupakan hal lumrah yang sering ditemukan. Bahkan dalam beberapa waktu sering kali ditemukan implementasi dari proses kampanye yang tidak sejalan dengan regulasiyang telah disepakati bersama.
Selain itu terdapat pula jenis-jenis kampanye menurut beberapa sumber, yaitu:
- Product Oriented Campaigns adalah Kampanye yang berorientasi pada produk, umumnya terjadi di lingkungan bisnis, berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru.Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk barang yang diperkenalkan ke publiknya.
- Candidate Oriented Campaigns adalah Kampanye ini berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi karena hasrat untuk kepentingan politik. Contoh: Kampanye Pemilu, Kampanye Penggalangan dana bagi partai politik.
- Ideologically or cause oriented campaigns. Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan seringkali berdimensi sosial atau Social Change Campaigns (Kotler), yakni kampanye yg ditujukan utk menangani masalah- masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yg terkait. Contoh: Kampanye AIDS, Keluarga Berencana dan Donor Darah.
- Jenis Kampanye yang sifatnya menyerang (attacking campaign):
- Kampanye Negatif yakni kampanye yang Menyerang pihak lain melalui sejumlah data atau fakta yang bisa diverifikasi dan diperdebatkan.
- Kampanye hitam (Black campaign) yaitu Kampanye yang bersifat buruk atau jahat dengan cara menjatuhkan lawan politik untuk mendapatkan keuntungan.
Menurut Lasswell Politik adalah siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana, politik juga dapat diartikan pembagian nilai nilai oleh orang yang berwewenang, dan politik lebih dilihat sebagai usaha mempengaruhi orang lain, untuk mempertahankan tindakan ataupun memperluas tindakannya.
Sebagaimana formulasi yang dijelaskan oleh Harold D. Laswell bahwa:
Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa).
Komunikator Politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan poltik yang biasa nya berkaitan dengan kekuasaan pemerintah, kebijakan pemerintah, aturan pemerintah, kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak baik itu verbal atau non verbal.
Menurut "Nimmo (1989)" mengklasifikasikan komunikator utama dalam politik sebagai berikut :
1. Politikus.
Orang yang memegang jabatan pemerintah, tidak perduli apakah mereka dipilih, ditunjuk/ pejabat karir. Dan tidak mengindahkan apakah jabatan itu eksekutif, legislatif, yudikatif.
2. Profesional.
Orang-orang yang mencari nafkahnya dengan berkomunikasi, karna keahlian nya berkomunikasi.
3. Aktivis
Komunikator poltik utama yang bertindak sebagai saluran organisasional dan interpersonal. Ia cukup terlibat baik dalam politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik. Mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi, melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada anggota suatu organisasi.
Pesan Politik dalam Pragmatika penggunaan komunikator politik sebagai:
1. Meyakinkan dan membangkitkan massa pembicaraan politik untuk pencapaian material.
2. Autoritas sosial pembicaraan politik untuk peningkatan status
3. Ungkapan personal pembicaraan politik untuk identitas
4. Diskusi publik pembicaraan politik untuk pemberian informasi.
Saluran Media dalam Kampanye , Sifat dasar kampanye politik kontemporer terletak pada upaya untuk mempersuasi melalui periklanan massa dan retorik Bukan pada propaganda.
Jika dikaitkan antara komunikator politik dengan isi pesan politik dan saluran Media dalam kampanye politik, sangat berhubungan dimana komunikator politik tidak hanya sekedar berbicara tetapi lebih bersifat luas, dan ada proses pertukaran simbol simbol melalui kata kata dan gerakan tubuh sikap dan cara berpakaian yang kemudian kita kenal sebagai transaksi, dan transaksi tersebut hanya bisa terjadi pada proses komunikasi, dan kampanye politik dilakukan oleh komunikator politik, dalam hal ini oleh kandidat atau timses itu sendiri, sementara isi pesannya berkaitan dengan campaign atau pesan persuasi untuk melegitimasi dan memilih pihaknya.Dan diantaranya isi pesan kampanye politik yg berguna sebagai autoritas Sosial, diskusi publik, meyakinkan Media massa, dan ungkapan personal. Juga saluran Media kampanye politik juga sangat berkaitan dalam mengiklankan produk /suatu kandidatnya yang dimaksud adalah terkait dengan media yang digunakan dalam kampanye, misalnya baliho atau media massa. Dalam hal ini tentu penggunaan media massa didasarkan atas riset yang berorientasi pada pasar (market oriented party).
Misalnya sebelum melakukan kampanye di Tangerang Selatan, sebaiknya diteliti terlebih dahulu penggunaan media masyarakat setempat agar kampanye dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar