Minggu, 10 Mei 2020

Memaknai Arti Kebahagiaan


Mendengar kata bahagia, tentu semua orang menginginkannya, tentu semua orang akan mengupayakan nya demi mendapatkan kebahagiaannya. Terkadang kebahagiaan itu pilihan, dimana kita dituntut menetapkan pilihan untuk menentukan suatu kebahagiaan kita sendiri. Jika diibaratkan dengan persimpangan jalan, jalan mana yang akan kita pilih, itulah keputusan kita menentukan letak kebahagiaan. salah salah memilih suatu jalan atau keputusan, akan berdampak besar dengan kebahagiaan yang akan kita jalani. 

Tentu kita perlu berdoa bahkan meminta petunjuk kepadaNya tentang apa yang akan menjadi jalan hidup kita. Mungkin kita pernah berharap, dan meyakini suatu hal bahwa itu pasti "Kita" Namun pada kenyataannya "Bukan untuk kita". Kata orang, sesuatu yang kita yakini milik kita, akan terjadi milik kita, terkadang stigma tersebut membuat kita terlalu overthinking untuk memikirkannya, tanpa kita melihat dan observasi kenyataan yang ada. Pada akhir nya akan membuat kita down

Disini saya sadar, bahwa terlalu berharap, terlalu berasumsi itu "pasti" Dan menyakini " it is definitely for us" Dengan setinggi-tinggi nya akan menjadikannya "tidak pasti", dan akan " "Menyakiti". Perlunya kita melakukan " Move"  Itu akan jauh lebih baik. 

Saya percaya bahwa "takdir" Akan menghantarkan sesuatu yang indah, mungkin kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Namun kita harus percaya, apapun takdir Tuhan itulah ketentuan yang lebih baik. Terkadang hidup ini seperti roda, dimana roda itu berputar, jika ia terhenti maka memang kita harus terhenti. Dalam arti kesempatan dalam "berusaha dan berjuang" Itu masih ada. Selama roda itu belum terhenti "kamu masih dapat mengupayakan" Apa yang menjadi sumber kebahagiaan mu. 

Keputusan adalah "Takdir" Dimana kita harus menentukan sesuai dengan kata hati dan memikirkan dengan matang. Belajar dari kesalahan masa lalu, menghantarkan kita melihat realita kenyataan yang bahagia. Mungkin awalnya kita tidak menyadari dan melewatkan sesuatu yang akan membuat kita bahagia, dan pada akhirnya kita sesali. Namun itu cara Tuhan untuk membuat kita menjadi pribadi yang menghargai letak "ketulusan".

Mungkin kita pernah rasanya sulit sekali memaafkan sesuatu, yang terasa menyakiti, tapi cobalah melihat dari berbagai " Perspektif " Rasa sakit itu adalah "beban" Bahwa ketika kita dapat memaafkan dan melepaskan sesuatu yang menjadi beban, artinya kita akan bertumbuh menjadi pribadi yang lapang, tanpa dipengaruhi toxic, yang meracuni diri untuk berkembang. 

Kadang memang banyak hal yang dapat membuat kita bahagia, seperti yang dijelaskan diatas, tidak ada ukuran yang pasti apa yang membuat kita bahagia, ukuran bahagia terletak apa yang kita inginkan terwujud. Bahagia bukanlah ambisi dalam suatu motif. Namun bahagia adalah kepuasan yang bersumber dari rasa tulus yang telah diupayakan dan ditunjukkan dalam pembuktian usaha yang terlaksana baik.  

Awalnya saya bingung harus menulis apa, namun saya ingin sharing, betapa perlunya kita untuk bahagia, ketika kita bahagia maka semua yang dapat kita lakukan, akan terasa hidup dan bermakna. Semoga kita semua selalu diberi kebahagiaan oleh Tuhan, dan selalu menjadi warna baik bagi diri kita maupun untuk orang lain.. Salam semangat. 

Ayualivia safitri
Ming, 10 Mei 2020

Not the Destiny Line