Jumat, 08 Mei 2020

Market-Oriented Party yang dilakukan oleh Bush (Partai Republik) tahun 2000 dalam melakukan pemahaman pasar pada tipe pemilih di Amerika Serikat.

George Walker Bush

George Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, 6 Juli 1946) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun 2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya berakhir pada 20 Januari 2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai presiden.  Bush pertama-tama dipilih pada tahun 2000 dan diusung oleh Partai Republik, dan menjadi presiden keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat setelah 1824, 1876, dan 1888.

Partai Republik

partai republik merupakan partai konservative dengan segmentasi pemilih adalah masyarakat profesional kelas menengah. Meski partai ini pernah menjadi pemenang dalam pemilu tahun 1998, namun partai republik pernah gagal mengusung Bill Clinton dua kali. Skandal yang menyeret nama Bill Clinton tentu berpengaruh pada hasil pemilu dan membuat partai demokrat memiliki kesempatan untuk menjatuhkan partai republik. Namun pada pemilu legislatif, partai republik berhasil mendulang kursi.

Market Oriented Party

Bush berhasil memenangkan pemilihan gubernur dengan perolehan suara sebanyak 69% dari jumlah pemilih. Tak cuma variasi pemilih (GOP), namun Bush berhasil menarik perhatian pemilih dengan merumuskan kebijakan publik. Untuk itulah, penulis lebih mendalami MOP strategi atau market oriented, strategi yang berorientasi pada ‘pasar’. Atau lebih lengkap lagi Less-Marshment (2005) mengungkapkan jika untuk memenangkan suatu pemilu, suatu partai/seseorang kandidat harus terlebih dahulu mengidentifikasi dan memahami selera pasar sebelum merancang sebuah ‘produk’. MOP tidak berusaha untuk mengubah apa yang orang pikirkan, tetapi lebih kepada memang ‘menyampaikan’ apa yang orang inginkan. Dengan kata lain bukan menawarkan ‘ideologi’ baru, tetapi lebih kepada menawarkan ‘kerja sama’ dengan menyampain berbagai kebijakan dan struktur yang akan memenuhi kebutuhan pasarnya. 

Tahap 1: pemahaman pasar: tipe pemilih di Amerika Serikat

Dengan mengadopsi MOP, tujuan dari partai pengusung dalam hal ini partai republik ialah mencari kandidat yang sejalan dengan para pemilih dan partai. Tentu ini merupakan hal yang sulit, namun partai republik melihat George W.Bush mampu berbuat demikian. Tak bisa dipungkiri, nama baik dari ayahnya membuat George W.Bush begitu dekat dengan pemilih. Ditambah lagi visi yang disampaikan oleh Bush sejalan dengan pemilih (bidang pendidikan) dan partai (pemotongan pajak). Bush juga didukung oleh gubernur-gubernur lain dari Parta Republik yang juga berhasil dengan menggunakan model MOP, seperti John Engler di Michigan, Tom Ridge di Pennsylvania, George Pataki di New York, dan Tommy Thompson di Wisconsin. Satu kelemahannya, Bush menciptakan sendiri ‘produk’ itu dan mungkin saja hanya memuaskan sebagian pemilih. Perlu digarisbawahi , bahwa ciri konsumen politik di Amerika Serikat menginginkan kampanye yang berkenaan dengan isu spesifik.

Setidaknya terdapat 9 poin tentang strategi yang dilakukan oleh partai dan melihat dampak dari strategi tersebut utamanya dalam penerimaan baik dalam tubuh internal partai maupun pemilih.

Tahap 2: Menciptakan ‘produk politik

Kandidat presiden . George W.Bush dipilih oleh partai secara keseluruhan, langkahnya mulus bahkan pemilihan strategi pemasaran politik market-oriented semakin membuka jalannya untuk dipilih oleh GOP (Grand Old Party). Popularitas Bush juga tinggi, ia dinilai sebagai politisi yang baik dan berbeda, penyatu bukan pemecah belah.

Pemilihan wakil presiden. Dick Cheney terpilih menjadi wakil presiden Bush dengan ekspektasi mampu menguatkan jiwa konservatif dari Bush. Cheney juga mendapatkan hasil voting yang konsisten dalam pemilu legislatif, ia juga memiliki hubungan yang baik dengan anggota kongres partai Demokrat dan berpengalaman di pemerintahan. Cheney juga mampu mengimbangi kelemahan dari Bush dengan pengalamannya di dalam bidang politik luar negeri dan pertahanan.

Kebijakan. Kebijakan berdasarkan keinginan konservativ dinilai terlalu lambat, dan ini merupakan suatu bentuk kelemahan. Alasannya karena pemilih menginginkan agenda yang jelas. Namun, Bush berhasil fokus pada isu yang beredar selama masa pemilu tahun 2000. Isu ini diantaranya pendidikan, keamanan sosial dan kesehatan. Bush juga memasukan unsur ‘tradisional’ yang lekat dengan partai republik yaitu pemotongan pajak, pemerintahan yang lebih kecil dan militer yang lebih kuat dan pelayanan masyarakat yang dinilai memberi tekanan pada pemilih baru partai republik.

Simbol dan slogan. ‘Compassionate conservative’ menjadi tema slogan yang disampaikan oleh Bush, ini menguatkan pesan bahwa Bush berbeda dengan lawannya yang dinilai tidak populer di kalangan pemilih. Berbagai sumber menyebutkan , compassionate conservative adalah suatu filsafat politik yang menekankan penggunaan langkah konservatif yang tradisional dan konsep dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Konvensi nasional partai republik. Konvensi partai menjadi ‘ajang’ terpenting bagi sebuah partai , untuk menekankan pilihan tema kandidat, apa yang ingin diusung oleh partai berikut visi misinya. Partai menggunakan ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan ‘produk’ politiknya, dalam hal ini compassionate conservative (konservative penuh kasih sayang/ solidaritas)

Pencapaian. Calon wakil presiden yang lebih berpengalam , Dick Cheney, membantu Bush dalam penyampaiannya di kampanye pemilu.

 Reaksi internal. Rancangan produk berupa kebijakan visi dan misi nampaknya lebih mendapat respon dari internal partai dibandingkan pemilih. Ini terlihat dari beberapa pro kontra yang muncul misalnya saja dari John McCain. Penulis menyebut bahwa hal yang sulit untuk menyeimbangkan juga mengatur antara internal dan eksternal partai sekaligus memasukan semua kemauan keduanya (pasar).

 Kompetisi. Bush memiliki strategi sebagai bentuk respon terhadap lawannya Wakil Presiden AlGore. Gore mengklaim bahwa ia memiliki citra sebagai seseorang dari keluarga pekerja, dan ‘Old Democrat’ (Partai demokrat tua. Baca: lama, kolot) . Penulis menyebutkan persaingan ini dilogikakan sebagai ‘Partai Republik Baru’ melawan ‘Partai Demokrat Tua’.

Analisa dukungan. Sebuah langkah dilakukan untuk mengeruk suara dari segmen ‘pasar’ baru, dalam hal ini meliputi pemilih minoritas termasuk pemilih kulit hitam utamanya pemilih yang tumbuh di Hispanic –seseorang yang berbahasa Spanyol namun menetap di Amerika Serikat- (jumlah pemilih signifikan berdasarkan hasil riset di California, Florida, dan Texas). Target ini semakin diperkuat selama konvensi nasional partai. Belum lagi, respon positif dari pemilih wanitam moderat dan independent (mandiri). Intinya adalah Bush dan partai republik menciptakan produk politik yang siap untuk mengembalikan semangat compassionate conservative, menetralisir keuntungan demokrasi dalam bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan sosial dan menjadi Bush sebagai sosok presiden yang siap untuk memerintah.

Tahap 3: Product 

Tahap 4: menjaga semua orang mengerti pesan - implementasi

Kemudahan yang membuat Bush bisa mengamankan tempat adalah bahwa partai siap untuk menjalankan pendekatan market-oriented. Meski muncul beberapa kritik internal namun dalam konvensi nasional terlihat bahwa partai republik siap untuk bangkit. Hal ini tergambar dari keinginan untuk kembali memenangkan white house (parlemen). Secara keseluruhan Bush sukses dalam menyatukan partai.

Tahap 5: membangun hubungan jangka panjang dengan pemilih-komunikasi

Stigma bahwa partai republik sangat kolot diusahakan untuk diubah menjadi partai republik yang berfilosofi baru. Penanaman pemahaman pemilih terhadap ‘produk’ baru partai republik ini dikuatkan dengan tema-tema yang dihadirkan setiap malam konvensi nasional:

- senin: kesempatan dengan tujuan , tidak meninggalkan anak-anak dibelakang

- selasa: kekuatan dan keamanan dengan tujuan: melindungi rumah kita dan dunia

- rabu: kemakmuran dengan tujuan , menjaga warga Amerika tetap berjaya dan makmur dan melindungi keamanan pensiunan

- jumat (malam final) : pidato penerimaan Bush : presiden dengan tujuan, pemimpin yang kuat yang mampu menyatukan negara dan menjaga semuanya berjalan dengan baik.

Pidato Bush dalam konvensi menekankan compassionate conservative dan posisinya dalam beberapa hal dalam isu yang diangkat partai republik seperti aborsi, pemotongan pajak, kesiapan militer dan tabungan pensiunan. Terbukti elektabilitas Bush melonjak setelah malam konvensi. Dalam market-oriented, merespon pada isu-isu pemilih tentu menjadi hal yang wajib dan penting untuk difikirkan dan dimasukan dalam strategi kampanye.

Bush juga menggunakan strategi komunikasi dalam menggaet ‘pasar’ baru. Salah satu langkahnya ialah menampilkan perwakilan dari masing-masing pasar tersebut pada saat konvensi, sebut saja J.C Watts sebagai african-american, Jennifer Dunn perwakilan dari perempuan dan Henry Bonilla perwakilan hispanic, begitu juga pembicara perwakilan dari kaum minoritas.

Tahap 6: kesempatan terakhir untuk menjual ‘produk’ – kampanye

Kampanye hari pertama dimulai tepat dengan hari buruh. Bush tetap pada jalurnya mengangkat tema-tema yang sedangn menjadi isu dikalangan pemilih. Iklan di televisi juga menjadi strategi komunikasi utama dalam pemilu di Amerika Serikat. Menurut Mark McKinnon, creative director Maverick Media, agensi periklanan digunakan oleh Bush untuk kampanye. Konten-konten positif dirancang untuk mengkomunikasikan bahwa Bush merupakan sosok ‘Republican’ yang berbeda.

Kampanye Bush juga diproduksi oleh iklan televisi dalam bahasa Spanyol untuk menyentuh segmen Hispanic tadi. Iklan lain juga berbicara tentang kepercayaan yang menghadirkan Bush berbicara di depan kamera tentang tanggung jawab, keamanan sosial, pendidikan, kelebihan anggaran dan pemangkasan pajak. Kata ‘trust’ atau kepercayaan digunakan sebagai 6 kali hingga akhir pernyataan.

Tahap 7: hasil pemilu

Sejak tahun 1954 untuk pertama kalinya GOP (Grand Old Party) akhirnya mampu kembali mengontrol parlemen (gedung putih) sekaligus pemilu presiden, apalagi setelah sempat terpuruk. Analisa detail tentang hasil pemilu dapat dilakukan dengan melihat angka voting, tingkah laku dan persepsi pemilih terhadap kandidat 2 partai utama. Berikut ini pembagian kelompok pemilih sesuai dengan segmen utama target pasar kandidat yakni perempuan, african-american, hispanic dan swing voters. Tak lupa juga hasilnya dibandingkan dengan pesaingnya saat itu yakni AlGore. Penulis menilai strategi Bush nampaknya berhasil mendulang suara. Terbukti Bush berhasil mendapatkan 49% suara perempuan kulit putih, 35% suara dari hispanic (pertama kali dalam sejarah Partai Republik), 47% suara dari independents dan 44% suara dari moderat. Meskipun demikian, AlGore juga sempat mendapatkan angka lebih tinggi dari Bush , utamanya pada swing voter yakni pada kalangan moderat dengan perolehan suara 52%. Ada satu hal yang didapat dari survey ini ialah strategi compassionate conservative ini ternyata tidak berhasil mendapatkan hati kulit hitam. Bush hanya mendapatkan 9% suara dari african-american.

Hal ini menyimpulkan bahwa pemasaran politik ini mungkin berhasil pada margin/ batas di dalam pilpres tahun 2000, meskipun batas/margin itu bisa membuat perbedaan antara kemenangan dan kekalahan.


Tak cuma masalah angka, isu dan karakteristik kandidat juga jadi tolak ukur dan hal penting bagi pemilih. 5 dari 7 isu , ternyata Gore lebih unggul dibandingkan Bush. Beberapa isu yang dianggap penting oleh Bush, tidak dianggap penting oleh pemilih. Hanya sebagian pemilih saja yang tertarik pada isu itu, sedangkan isu pendidikan milik Bush sangat diapresiasi pemilih. Namun demikian, segi karakteristi kandidat lebih berpengaruh dibandingkan apapun, terlebih karakteristik jujur dan dapat dipercaya. Bush mendapatkan vote 80% atas poin ini. Dapat disimpulkan bahwa Bush berhasil karena pemilih menyukai Bush sebagai dirinya sendiri , bukan menyukai Bush karena membawa nama partai republik


Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Bush benar-benar mengikuti strategi ‘berorientasi pasar’ atau market oriented ini. Kampanye dari Bush dikatakan sebagai ‘blueprint’ atau pola aturan untuk kampanye Partai Republik di masa depan. Meski Bush tetap membawa tipikal konservatif, namun kemampuan berbicarannya ternyata mampu membuat pengangkatan isu yang biasanya dihindari Partai Republik ini berhasil, setidaknya ini terlihat pada pertengahan masa pemilu di tahun 2002. ‘Masa kepemilikan’ politik Amerika Serikat telah usai, penulis menilai antara demokrat dan republik akhirnya seimbang. Partai Republik berhasil dalam mengangkat tema kesehatan dan pendidikan.


Ideologi Bush yang ‘compassion conservative’ menjadi pembelajaran baru untuk politis lainnya, sebut saja Duncan Smith. Hal yang perlu digarisbawahi ialah, bahwa pemilu presiden tahun 2000 merupakan pemilu pertama yang menggunakan 2 strategi pemasaran politik ‘market-oriented’ ini dan kandidatna dari kedua partai pun akhirnya harus head to head, bersaing ‘berhadap-hadapan’ . berhasil atau tidak, bisa ditentukan oleh hasil poling. Sehingga banyak juga yang menyebut bahwa pemilu di tahun 2000 ini bagaikan berada di antara dua kandidat yang sedang ‘test pasar’.


Tidak ada komentar:

Not the Destiny Line