Rabu, 04 November 2020

Pertimbangan penting dalam dimensi komunikasi antarpribadi dalam menciptakan perubahan.

Dalam merumuskan strategi komunikasi antarpribadi untuk tujuan suatu perubahan, ada beberapa dimensi yang perlu menjadi pertimbangan penting untuk dipahami, sebagai berikut:

a.    Tentang Palo Alto Group

Ada dua tipe pola penting bagi Palo Alto Group untuk menggambarkan gagasan ini. Jika dua orang saling merespon dengan cara yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam sebuah hubungan simetris (symmetrical relationship). Pertentangan kekuasaan tepatnya seperti ini; salah satu lawan bicara menonjolkan kendali, yang lainnya juga menanggapi dengan memaksakan kendali juga, sehingga terjadilah pertentangan. Namun hubungan simetris tidak selalu pertentangan, dapat juga memberi tanggapan pasif, tanggapan balasan, atau malah keduanya bersikap saling menjaga. Tipe hubungan yang kedua adalah pelengkapan (complementary). Dalam hubungan ini, pelaku komunikasi merespon dengan cara yang berlawanan. Ketika seseorang bersikap mendominasi yang lainnya mematuhi. Ketika seseorang bersikap argumentatif yang lainnya diam. Ketika seseorang menjaga yang lain menerimanya. Oleh karena itu Palo Alto group mengambil sudut pandang kesehatan mental. Penelitian selanjutnya dikemukakan L. Edna Rogers dan koleganya menunjukan kendali dalam sebuah hubungan merupakan proses sibernatika. Tipe hubungan yang ketiga adalah one – across yaitu gerakan yang menerima atau menolak kendali orang pertama. Tetapi memberi tanggapan yang tidak terlalu mengakui gerakan kendali orang lain.

b.    Penerapan dan akibat dalam perumusan strategi perubahan.

-          Hubungan terbentuk, terjaga, dan berubah melalui komunikasi. Implikasi praktis dari pemahaman ini adalah bahwa kita bisa mengatakan seperti apa sebuah hubungan, tidak dengan mendiktenya, tetapi dengan menyadari bagaimana kita bertindak dalam situasi – situasi yang kita hadapi sebagai bagian dari sebuah hubungan.

-          Hubungan adalah sesuatu yang teratur. Sebagian besar dari kita harus menghadapi masa - masa stabilitas dan masa - masa perubahan dalam hubungan kita. Namun, selalu ada kecenderungan untuk menemukan cara untuk mengatur atau menyelaraskan interaksi di dalam hubungan. Sebenarnya setiap hubungan stabil dan berubah serta karakteristik yang anda pilih untuk anda fokuskan merupakan sudut pandang yang dapat anda gunakan untuk menguji dan memahami hubungan tersebut.

-          Hubungan bersifat dinamis. Proses penetrasi social sendiri bersifat dinamis dan kita bergerak maju mundur antara membuka dan menutup. Dinamisme hubungan dikendalikan dengan banyak cara oleh tekanan dialektis.

-          Pasangan dalam sebuah hubungan mengatur tekanan secara aktif. Pertemanan sangat menggambarkan poin ini. Tantangan pertemanan mencuat terutama dari kebutuhan untuk mengatasi berbagai pertentangan dialektis seperti mandiri vs bergantung, jujur vs protektif terhadap teman dan poin praktis dalam kehidupan sehari hari adalah bahwa kita tidak dapat lari dari pertentangan.

c.    Mencapai tujuan komunikasi interpersonal.

Dalam pandangan William Schutz (1966), seorang psikolog mengembangkan teori mengenai kebutuhan interpersonal, ditegaskan bahwa hubungan interpersonal yang berkelanjutan bergantung dari seberapa baik hal tersebut berkaitan dengan tiga kebutuhan dasar. Kebutuhan pertama adalah afeksi, yaitu keinginan untuk memberi dan mendapatkan kasih saying. Kebutuhan kedua inklusif adalah keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial tertentu. Kebutuhan ketiga adalah control, yaitu kebutuhan untuk memengaruhi orang atau peristiwa dalam kehidupan.

-          Kebutuhan fisiologi. Pada tingkat yang paling dasar, manusia butuh untuk bertahan hidup dan keterampilan berkomunikasi membantu manusia untuk memenuhinya. Contohnya bayi harus menangis untuk memberitahu oranglain kalua dia lapar atau terluka. Jika orang lain tidak merespon kebutuhan ini, maka bayi tersebut akan tersiksa atau mati. Linda mayes, seorang dokter studi anak, universitas yale, menyampaikan bahwa anak-anak dapat mengalami disabilitas permanen jika mereka mengalami trauma pada masa awal kehidupannya.

-          Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman juga kita penuhi melalui komunikasi. Jika atap rumah bocor, anda harus menghubungi tukang atau mekanis untuk membenarkan atap tersebut. Jika anda merasa mendapatkan ancaman, anda perlu menyampaikannya pada penegak hokum agar mendapatkan perlindungan.

-          Kebutuhan untuk memiliki. Level ketiga adalah kebutuhan untuk memiliki dan bersosialisasi. Kita semua butuh orang lain untuk menikmati kehidupan, nyaman dalam lingkungan kerja, dan cocok dalam kelompok kerja. Kita ingin bersama, diterima dan diakui oleh orang lain. Sebaliknya, kita juga harus memberikan hal yang sama kepada orang orang lain.

-          Kebutuhan untuk mendapatkan harga diri. Beranjak ke level yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan harga diri. Kebutuhan ini melibatkan penghargaan terhapat nilai pribadi yang kita anut dan mampu menghormati nilai yang diyakini orang lain. Proses pembentukan harga diri berlangsung sepanjang hayat melalui refleksi dari interaksi bersama orang lain. Seperti dalam dunia kerja, rekan kerja dan atasan biasanya akan menghormati dan berkomnuikasi mengenai kemampuan kerja kita. Dalam setiap tahapan yang dilalui, penilaian terhadap harga diri dibentuk oleh bagaimana orang lain berkomunikasi dengan kita.

d.    Generating of Meaning dalam komunikasi interpersonal.

Harus dipahami bahwa inti dari komunikasi interpersonal adalah berbagi makna dan informasi antara dua belah pihak (Duck, 1994). Kita tidak hanya bertukar kalimat, tetapi juga saling berkomunikasi. Kita menciptakan makna seperti kita memahami tujuan setiap kata dan perilaku yang ditampilkan oleh orang lain. Seperti kebanyakan sahabat dekat atau pasangan kekasih menciptakan kosa kata tertentu yang berkembang dalam interaksi mereka. Biasanya hal ini akan memancing tawa diantara mereka yang memahami bahasa atau kosa kata tersebut dan akhirnya membuat sadar untuk tidak membahas hal sepele.

Perhatikan hal ini. Dalam kontek berbahasa, kata “saya” menunjukan banyak makna bukan hanya satu makna. Hal ini karena komunikasi interpersonal melibatkan dua tingkatan makna (Rogers, 2008). Tingkat pertama yaitu disebut pemaknaan isi yang merujuk pada arti yang sebenarnya. Misalnya ketika orang tua menyuruh anaknya yang berumur lima tahun “bersihkan kamarmu sekarang” kalimat tersebut bermakna bahwa sang anak harus segera membersihkan kamarnya sekarang. Tingkat kedua yaitu disebut pemaknaan hubungan. Hal ini menjelaskan hubungan yang terjadi antar komunikator dan komunikan. Makna hubungan dari kalimat “bersihkan kamrmu sekarang” adalah bahwa orang tua punya hak untuk memerintahkan anaknya, mereka memiliki hubungan yang timpang.

Kebiasaan yang terjadi bahwa dalam komunikasi interpersonal, seseorang akan sesalu menerjemahkan apa yang dikatakan oleh orang lain. Meski tidak terlalu peduli dengan maknanya, kita pasti tetap melakukannya. Contohnya, beberapa waktu lalu seorang teman kencan meminta anda untuk menjauhinya untuk beberapa waktu, seorang teman menolak undangan, atau atasan dikantor lebih jarang berkomunikasi pada anda. Makna dari komunikasi ini bukanlah pembuktian diri ataupun inheren kata kata. Dari komunikasi tersebut, kita mengembangkan interpretasi. Dalam hubungan yang akrab, seorang teman biasanya akan mengonfirmasikan makna dari kalimat yang anda ucapkan. Dengan cara seperti itu, ia akan mudah memahami maksud dari informasi yang anda sampaikan. Ketika hubungan persahabatan baru saja diawali, seseorang bisa saja menganggap konfrontasi sebagai hal biasa. Sementara yang lainnya menhindari adu arguman agar tidak terjadinya kesalahpahaman dalam sebuah hubungan. Namun, seiring berjalannya waktu anda pasti akan mendapatkan konflik dan cara penyelesaian konflik itu juga. Melalui konflik, anda dapat melihatnya sebagai ancaman atau jalan untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

e.    Mencitakan sustainable relation.

Secara prinsip bahwa komunikasi interpersonal adalah cara utama untuk membangun dan memperbaiki sebuah hubungan. Bagaimana cara kita menangani masalah? Apakah dengan konfrontasi, menjauh, atau menggunakan strategi khusus untuk segera memperbaiki hubungan? Oleh karena komunikasi tidak memiliki makna instrinsik, kita harus membangkitkan pemahaman pribadi terkait komunikasi.  Komunikasi juga bisa membuat kita menyusun kembali ke masa lalu. Misalnya ada orang jatuh cinta, mereka sering mendefinisikan cinta pada masa lalu.komunikasi juga merupakan sarana utama untuk membangun masa depan dalam iinteraksi dan hubungan interpersonal anda. Dalam persahabatan, pembicaraan mengenai impian bersama di masa depan adalah salah satu pengikat paling kuat yang dapat mengakrabkan manusia (Dixson dan Duck, 1993).


REFERENSI:

Kumara Ari Yuana, The Greatest philosophers: 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM – Abad 21 yang Menginspirasi Dunia Bisnis, penerbit Andi, Yogyakarta: 2010.

  Bagus Takwin, akar-akar ideologi: Pengantar Kajian konsep Ideologi dari Plato hingga Bourdieu (Yogyakarta: Jalasutra).

Senjaya, Sasa Djuarsa. 2007. Teori Komunikai. Jakarta : Universitas Terbuka.

Panuju, Redi, 2018. Pengantar Studi (Ilmu) Komunikasi Komunikasi Sebagai Kegiatan Komunikasi Sebagai Ilmu. Jakarta : Prenadamedia Group.

Hafied Cangara, 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Teori Komunikasi Antarpribadi – Dr.Leila Mona Ganiem, Si. & Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A.

Teory Of Human Communication – Little John

Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian – Julia T.Wood

Tidak ada komentar:

Not the Destiny Line