Minggu, 25 Oktober 2020

Seluk beluk teori komunikasi, serta beberapa Kelompok teori komunikasi.

Seluk beluk teori komunikasi, serta beberapa Kelompok teori komunikasi

Menurut Littlejohn, dalam bukunya "Theories of Human Communication", secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu:

a.    Pendekatan scientific (ilmiah - empiris),

b.    Pendekatan humanistic (humanoria - interperatif),

c.    Pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial).

Ciri-ciri utama aliran pendekatan scientific:

a.    Umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu - ilmu eksakta (seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll).

b.    Ilmu diasosiasikan dengan objektivitas. Maksudnya adalah objektivitas yg menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur.

c.    Adanya pemisahan yg tegas antara known (objek atau hal yg ingin diketahui dan diteliti) dan knower (subjek pelaku/pencari pengetahuan atau pengamat).

d.    Aliran pendekatan scientific mengutamakan prinsip objektivitas.

Beberapa perbedaan pokok antara Aliran Pendekatan Scientific dan Aliran Pendekatan Humanistic antara lain:

a.Aliran pendekatan scientific mengutamakan prinsip objektivitas, maka kelompok pendekatan humanistic mengasisiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas.

b. Aliran scientific, ilmu bertujuan untuk menstandarisasi observasi, sedangkan aliran humanistic mengutamakan kreativitas individual.

c.  Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan - perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.

d.  Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yg berada di sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Sedangkan aliran humanistic melihat ilmu pengetahuannya sebagai sesuatu yg berada di sini (in here), berarti dalam diri pengamat/peneliti (pemikiran, interpretasi)

e.    Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered world), sedangkan aliran humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person).

f.     Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi - interpretasi alternatif.

g.    Aliran scientific membuat pemisahan yg tegas antara known dan knower, sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.

h.    Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggamabaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena sifatnya subjektif dan interperatif. Pendekatan aliran humanistic lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan-persoalan yg menyangkut sistemnilai kesenian, kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadi.

Kelompok aliran ketiga adalah Pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial). Pendekatan ini yg di terapkan oleh para pendukung kelompok aliran ini pada dasarnya merupakan gabungan atau kombinasi dari pendekatan-pendekatan aliran scientific dan  humanistic. Pendekatan ilmu sosial merupakan perpanjangan (extension) dari pendekatan ilmu alam (natural science).

Dipergunakannya 2 pendekatan scientific dan humanistic yg masing-masing berbeda prinsip ini adalah kerena yg menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan sosial dalah kehidupan manusia. Para ahli ilmu sosial, seperti para ahli ilmu alam harus mampu mencapai kesepakatan atau konsensus mengenai hasil temuan pengamatannya, meskipun kesepakatan atau konsensus yg dicapai tersebut sifatnya "relatif", dalam arti dibatasi oleh faktor-faktor waktu, situasi, dan kondisi tertentu.

Para ahli ilmu komunikasi yg meneliti bidang studi seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam kelompok. komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain umumnya banyak menerapkan metode-metode pendekatan scientific. Teori-teori yg dihasilkannya biasanya disebut sebagai teori komunikasi (communication theory). Sementara itu pendekatan-pendekatan humanistic juga banyak diterapkan dalam penelitian tentang masalah-masalah komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain-lain.

 SELUK BELUK TEORI KOMUNIKASI

Teori komunikasi adalah satu pandangan dan strategi yang akan membentuk alat dan rangka kerja untuk sesuatu perkara yang hendak dilaksanakan Dalam proses komunikasi teori akan membina bentuk dan kaidah komunikasi yang hendak dibuat. Melalui penulisan ini penjelasan tentang beberapa teori komunikasi akan dibuat. Terdapat dua aspek utama yang dilihat secara tidak langsung dalam bidang ini sebagai satu bidang pengkajian yang baru. Aspek pertama ialah perkembangan dari beberapa sudut atau kejadian seperti teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia. Teknologi komunikasi contohnya radio, televisi, telefon, setelit, rangkaian komputer telah menghasilkan ide untuk mengetahui apakah kesan perkembangan teknologi komunikasi terhadap individu, masyarakat dan penduduk disebuah negara. Perkembangan politik dunia, memperlihatkah bagaimana kesan politik terhadap publik sehingga menimbulkan propaganda dan pendapat umum. Seterusnya perkembangan perindustrian seperti perminyakan dan perkapalan menuntut betapa perlunya komunikasi yang berkesan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas agar mencapai maksud atau tujuan organisasi tersebut.

Aspek kedua ialah dari sudut kajian di mana para pelajar berminat untuk mengkaji bidang-bidang yang berkaitan dengan komunikasi seperti mereka yang dari bidang psikologi sosial mengkaji penggunaan teknologi baru terhadap kesan tayangan animasi kepada anak-anak , propaganda dan dinamik kelompok. penjelasan atas politik dunia seperti menganalisa propaganda Nazi yang mampu mempengaruhi pendengar sehingga mereka patuh dan bersatu. Selanjutnya kajian awal penyelidik atas perindustrian yang pada separuh abad ke-20 tertuju kepada memenuhi keinginan sektor pemasaran untuk mengetahui komunikasi dengan lebih dekat setelah pengiklanan menunjukan kepentingannya.

Oleh karena itu, bidang komunikasi mengambil langkah dan maju kedepan setelah berlakunya pengembangan dari sudut teknologi komunikasi, perindustrian dan politik dunia serta kajian-kajian yang telah dilakukan. Sehingga bidang komunikasi menjadi bidang pengkajian yang baru dan mula diminati oleh banyak orang. Namun, bidang yang menjadi asas kepada bidang komunikasi ialah bidang-bidang sains sosial seperti sosiologi, pendidikan, psikologi sosial, pengurusan, antropologi dan psikologi. Menurut Littlejohn, fungsi teori ada 9, yaitu:

a.    Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa dalam hal mengamati realitas kita tidak boleh melakukannya secara sepotong - sepotong.

b.    Memfokuskan, artinya hal-hal atau aspek-aspek dari suatu objek yg diamati harus jelas fokusnya.

c.    Menjelaskan, maksudnya adalah bahwa teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yg diamatinya.

d.    Pengamatan, menunjukkan bahwa teori tidak saja menjelaskan tentang apa yg sebaiknya diamati, tetapi juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengamatinya.

e.    Membuat prediksi, meskipun kejadian yg diamati berlaku pada masa lalu, namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan ttentang kadaan yg akan terjadi apabila hal-hal yg digambarkan oleh teori juga tercerminkan dalam kehidupan di masa sekarang.

f.     Fungsi heuristic atau heurisme. Aksioma umum menyebutkan bahwa teori yg baik adalah teori yg mampu merangsang penelitian. Ini berarti bahwa teori yg diciptakan dapat merangsang timbulnya upaya-upaya penelitian selanjutnya.

g.    Komunikasi, menunjukkan bahwa teori seharusnya tidak menjadi monopoli si penciptanya. Teori harus dipublikasiikan, didiskusikan, dan terbuka terhadap kritikan-kritikan.

h.    Fungsi kontrol, bersifat normatif. Hal ini dikarenakan bahwa asumsi-asumsi teori dapat kemudian berkembang menjadi norma-norma atau nilai-nilai yang dipegang dalam kehidupan sehari-hari.

i.      Fungsi Generatif, fungsi ini sangat menonjol di kalangan pendukung tradisi / aliran pendekatan interperatif dan teori kritis.

Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini, biasa disebut hypothetico- eductive method (metode hipotetis-deduktif), proses pengembangan teori melibatkan empat tahap, sebagai berikut:

a.    Developing questions (mengembangkan pertanyaan).

b.    Forming hypotheses (menyusun hipotesis).

c.    Testing the hypotheses (menguji hipotesis).

d.    Formulating theory (memformulasikan teori).

Proses dari keempat tahap pengembangan teori ini dijelaskan oleh Littlejohn melalui gambar, sebagai berikut:

 

 Pengertian tentang Ilmu dan Teori dalam Komunikasi

 

Gambar di atas menunjukkan bahwa: pertama, asumsi-asumsi teori dideduksi menjadi hipotesis. Kedua, hipotesis ini dirinci lagi ke dalam konsep-konsep operasional yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk pengamatan / observasi. Berdasarkan hasil-hasil temuan pengamatan yang dilakukan melalui metode dan pengukuran tertentu Ketiga, dibuat generalisasi-generalisasi. Keempat, dari generalisasi-generalisasi ini akhirnya diinduksi menjadi teori.

Ada beberapa patokan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kesahihan teori, yaitu:

a.    Theoretical scope (cakupan teoretis). Dengan demikian persoalan pokok di sini adalah apakah suatu teori yg dibangun memiliki prinsip generality atau keberlakuan umum.

b.    Appropriateness (kesesuaian), yakni apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan- pertanyaan / permasalahan-permasalahan teoretis yang diteliti.

c.    Heuristic. Pertanyaannya adalah apakah suatu teori yang dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori - teori lainnya yang berkaitan.

d.    validity (validitas) atau konsistensi internal dan eksternal. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori konsisten dengan pengamatan. Konsistensi eksternal mempertanayakan apakah teori yg dibentuk didukung oleh teori- teori lainnya yang telah ada.

e.    Parsimony (kesederhanaan). Inti pemikirannya adalah bahwa teori yang baik adalah teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.

KELOMPOK TEORI KOMUNIKASI

Kelompok teori-teori berikut ini penting dipelajari untuk memahami situasi empiric terkait perubahan social di tengah masyarakat. Menurut Littlejohn (1989), secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok "teori - teori umum" (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok "teori - teori kontekstual" (contextual theories).

a.    Kelompok Teori-Teori Umum (general theories)

1.    Kelompok Teori-Teori Fungsional dan Struktural.

Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural barangkali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yg berada di luar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yg berada di luar dirinya.

2.    Kelompok Teori-Teori Behavioral dan Cognitive.

Teori-teori ini merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Asumsinya tentang hakikat dan cara menentukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional.

3.    Kelompok Teori-Teori Konvensional dan Interaksional.

Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial meruapakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebaisaan tertentu, termasuk dalam hal ini bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok teori ini berkebamng dari aliran pendekatan "interaksionisme simbolis" (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori-teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.

4.    Kelompok Teori-Teori Kritis dan Interpretif.

Gagasan-gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran Max Weber, phenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran "Frankfurt School", serta berbagai pendekatan tekstual, seperti teori-teori retorika, biblical, dan kesusastraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara - neara eropa.

b.    Kelompok Teori-Teori Kontekstual (contextual theories)

1.    Teori-teori Komnikasi Intrapribadi (intrapersonal communication). Kelompok teori ini menegaskan bahwa proses komunikasi yg terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yg dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yg secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). TAMBAHAN: Di sini ada teori-teori komunikasi antarpribadi (interpersonal communication teories).

2.    Teori-teori Komunikasi Kelompok (group communication). Kelompok teori ini memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang-orang di dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Teori-teori komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serrta pembuatan keputusan. TAMBAHAN: Di sini ada teori-teori komunikasi kelopok kecil (small group communication teories), dan teori-teori komunikasi kelompok besar (large group communication teories).

3.    Teori-teori Komunikasi Organisasi (organizational communication). Kelompok teori ini menegaskan dengan menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal.

4.    Teori-teori Komunikasi Massa (mass communication). Fokus kelompok teori ini adalah pada proses komunikasi melalui media massa yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi. Teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari kmunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

5.    TAMBAHAN; Teori-teori Komunikasi Publik / Komunikasi Luar Ruang / Komunikasi Nirmassa (Public communication). Focus kelompok teori ini adalah pada proses komunikasi yang menggunakan media luar ruang seperti spanduk, umbul-umbul, pamphlet, liflet, brosur, billboard, dan semacamnya.

6.    TAMBAHAN; Teori-teori Komunikasi Media Baru / Media Sosial (New Media Communication). Focus kelompok teori ini adalah pada proses komunikasi yang berlangsung melalui media social (daring / media baru) seperti facebook, whatsup, tweeter, line, blog, portal, instagram, dan semacamnya.

Tidak ada komentar:

Not the Destiny Line