Minggu, 25 Oktober 2020

Masalah perubahan social itu terkait dengan Perspektif Komunikasi

MASALAH PERUBAHAN SOSIAL

Dalam pandangan lain tentang perubahan social dan penyimpangan dalam perubahan tersebut, para ahli lain yakni Martono (2011:9) berpandangan bahwa perubahan sosial berkaitan dengan teori perspektif struktural fungsional. Pandangan tersebut bahwa masyarakat adalah sebuah sistem yang stabil dan memiliki tatanan sosial relatif stabil dan terintegrasi dalam kehidupan seharihari. Pada pandangan tersebut terlihat bahwa kestabilan dan keteraturan dalam kehidupan masyarakat dianggap sebagai kondisi dan situasi yang stabil dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai penyimpangan. Menurut perspektif struktural fungsional bahwa perubahan sosial diabaikan dalam kehidupan masyarakat dan masyarakat dalam kondisi yang statis atau tetap untuk melakukan aktivitas kehidupan.

Pemahaman teori perspektif struktural fungsional bahwa masyarakat merupakan sistem yang berada dalam keseimbangan (equiliberium). Mekanisme yang dimiliki oleh masyarakat menjadikan dirinya dan menempatkan posisi serta kemampuan tetap dalam situasi dan kondisi yang seimbang. Dengan demikian, jika dalam kehidupan masyarakat melakukan perubahan secara cepat mengakibatkan rusaknya sistem. Masalah perubahan sosial, dapat kita lihat pada mitos tentang trauma yang menyatakan bahwa perubahan adalah abnormal yang dihubungkan dengan pemikiran yang menyatakan, perubahan bersifat traumatis (Lauer, 1993:11). Pada mitos ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat merupakan sesuatu yang abnormal. Pemikiran tersebut berorientasi bahwa perubahan sebagai siksaan yang terjadi akibat krisis dan terjadinya campur tangan yang tidak bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat. Pandangan tersebut mengambarkan bahwa ada beberapa penyebab terjadi penghambat perubahan dan pembangunan dalam masyarakat yaitu nilai-nilai budaya, stratifikasi, sikap, ketimpangan sosial dan pengalaman dari masyarakat tersebut.

Pandangan mengenai sebab terjadinya perubahan sosial juga dikemukakan oleh Spicer yang menyatakan bahwa orang selalu mengubah menurut cara-cara mereka, akan tetapi orang akan merintangi perubahan karena ada tiga hal yang melatarbelakangi yaitu, jika perubahan itu dibayangkan dapat mengancam keamanan mendasar, jika perubahan itu tidak dipahami dan jika perubahan tersebut dipaksa oleh mereka. Menurut Spicer bahwa perubahan dalam kehidupan masyarakat berkaitan dengan ketegangan yang dialami. Jika dalam masyarakat mengalami perubahan secara cepat mengakibatkan individu atau kelompok masyarakat belum bisa menerima atau belum siap untuk melakukan perubahan yang terjadi, sehingga masyarakat atau individu mengalami keguncangan masa depan (future shock) yang disebut dengan istilah culture shock. Hal tersebut mendasari bahwa masyarakat harus mampu penyesuaian dengan kondisi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Berbeda pandangan mitos perubahan satu arah dan pandangan utopia yang berkaitan dengan kaum evolusioner. Dalam konteks sosiologi pada teori evolusi sosial, bahwa semua masyarakat melakukan sebuah jalan atau tujuan yang seragam dan menempuh jalan tersebut yang seragam pula untuk mencapai suatu tujuan kehidupan ini (Lauer, 1993: 18). Pada mitos satu arah ini berkaitan juga dengan teori konvergensi atau teori kontradiksi yaitu masyarakat modern dan tradisional. Pada dasarnya teori ini berorientasi pada determinisme teknologi yang mengalami perubahan dan perkembangan dalam kehidupan masyarakat. Kita bisa melihat perkembangan suatu negara dari kemajuan teknologi. Masa dulu teknologi yang digunakan bersifat tradisional dan belum mengalami kemajuan. Hal ini kita terlihat sebagai dua sisi mata uang yang mempunyai maksud dan nilai yang sama. Negara dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan masingmasing negara sangat berbeda terhadap aktivitas dalam sebuah kemajuan. Pandangan tersebut yang mendasari bahwa setiap orang melakukan tindakan yang menuju satu tujuan yang sama dan menempuh jalan atau langkah yang sama dalam mencapai suatu tujuan tersebut.

Perspektif di atas memperlihatkan adanya faktor yang mendorong terjadi perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya kata-kata sebab dan akibat. Artinya sebab terjadinya perubahan ada beberapa hal, misalnya stratifikasi, ekonomi, politik, dan sebagainya. Sedangkan akibat perubahan menimbulkan kekacauan dan kegelisahan masyarakat terhadap perubahan yang terjadi. Kajian tersebut membahas tentang strategi sosial yang akan digunakan dalam menghadapi perubahan sosial. Pada buku ini penulis mencoba menguraikan ada beberapa strategi baru yang digunakan masyarakat setelah terjadinya perubahan mata pencaharian, yang merupakan mata pencaharian utama untuk bisa bertahan hidup. Hal tersebut terjadi pada Desa Putri Puyu di mana mata pencaharian sebagai penebang kayu di hutan merupakan mata pencaharian utama masyarakat untuk bisa bertahan hidup. Akan tetapi, dengan adanya larangan pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas di hutan sebagai mata pencaharian utama masyarakat Desa Putri Puyu, mengakibatkan tidak terpenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat, sedangkan selama ini segala kebutuhan dan keinginan masyarakat dapat terpenuhi. Hal ini terlihat bahwa perubahan mata pencaharian pada sektor ekonomi berpengaruh terhadap masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat setempat.

PERUBAHAN SOSIAL DALAM KONTEK KOMUNIKASI MANUSIA

Menurut Rogers dan Adhikarya, pendekatan baru dalam proses komunikasi antarmanusia, berupa pendekatan konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkular, telah menggantikan pendekatan model linear. Pendekatan konvergensi berusaha menuju suatu pengertian yang lebih bersifat timbal-balik di antara partisipan komunikasi dalam hal pengertian, kebutuhan, ataupun titik pandang. Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang ikut dalam suatu proses komunikasi, demi tercapainya suatu fokus bersama dalam memandang permasalahan yang dihadapi.

Dengan perkataan lain, pendekatan ini bertolak dari dialog antar semua pihak. Kegiatan berkomunikasi ini adakalanya menyesuaikan akan ketersediaan teknologi, tergantung pada tujuan masing-masing. Teknologi komunikasi baru adalah salah satu pendorong perubahanperubahan sosial di masyarakat. Modernisasi teknologi komunikasi menyebabkan pengawasan masyarakat menjadi lebih penting, walaupun lebih sukar dilaksanakan (Rogers, 1986). Media komunikasi adalah alat kultural yang mendorong atau mempengaruhi sikap, memberi motivasi, mengembangkan pola tingkah laku dan menyebabkan integrasi social (MacBride, 1983).

Keberadaan media komunikasi dengan konsep etika media massa, merupakan upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang subyektif mungkin. Media massa berperan sebagai penghubung antar kelompok sosial dengan ranah kebangsaan yang bertanggung jawab untuk menyampaikan nilai-nilai luhur. Awalnya media massa hadir untuk memfasilitasi kegiatan interaksi antar individu, masyarakat, lembaga, institusi dan lainnya serta memberikan informasi lintas waktu dan tempat. Seiring perkembangan jaman, saat ini media massa berkembang menjadi pembentuk opini publik. Seringkali, media massa tak ragu-ragu menyatakan opini dan keberpihakan serta membangun wacana dalam masyarakat.

Bagi masyarakat modern, sebagian besar tugas-tugas penyampaian informasi umum dilaksanakan oleh media. Mereka akan memberitahukan hal-hal yang serius yang harus diketahui masyarakat. Apabila norma-norma sosial baru tidak diketahui umum sebagaimana halnya di negara-negara sedang berkembang, maka sebagian tugas media adalah memperluas serta mengenalkan norma-norma yang berhubungan dengan pembentukan perilaku pembangunan melalui media. Beberapa Negara sedang berkembang telah meningkatkan status petani-petani serta pekerja-pekerja terbaik mereka lewat media, demikian juga mereka tidak boleh ragu-ragu menentang kemalasan, pemborosan serta korupsi lewat media. 

Tidak ada komentar:

Not the Destiny Line